DEDUKTIF
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SENTUH LEVEL TERENDAH
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2013 menyentuh level terendah sejak
empat tahun terakhir.
Pada periode Juli-September, ekonomi Indonesia tumbuh 5,6% dibandingkan dengan
tahun lalu. Namun, laju pertumbuhan ini turun dari kuartal sebelumnya sebesar
5,8% dan dari kuartal pertama sebesar 6%.
Penurunan laju ekonom Indonesia sampai level terendah pada tahun ini disebabkan oleh menurunnya ekspor dan penurunan permintaan domestik. namun, Avilliani, Sekretaris Umum Ekonomi Nasional (KEN) mengatakan bahwa investasi yang lemah juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laju ekonomi.
Menurunnya ekspor dikarenakan ekspor Indonesia tengah ditekan oleh penurunan permintaan dari pasar-pasar utama dan turunnya harga komoditas tertentu. Penurunan permintaan domestik juga terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan suku bunga sehingga membuat daya beli masyarakat menurun. Investasi yang lemah disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 7,25%. Kenaikan BI rate ini berdampak pada penurunan impor barang modal padahal barang modal merupakan kebutuhan pokok investasi.
Penurunan laju ekonom Indonesia sampai level terendah pada tahun ini disebabkan oleh menurunnya ekspor dan penurunan permintaan domestik. namun, Avilliani, Sekretaris Umum Ekonomi Nasional (KEN) mengatakan bahwa investasi yang lemah juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laju ekonomi.
Menurunnya ekspor dikarenakan ekspor Indonesia tengah ditekan oleh penurunan permintaan dari pasar-pasar utama dan turunnya harga komoditas tertentu. Penurunan permintaan domestik juga terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan suku bunga sehingga membuat daya beli masyarakat menurun. Investasi yang lemah disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 7,25%. Kenaikan BI rate ini berdampak pada penurunan impor barang modal padahal barang modal merupakan kebutuhan pokok investasi.
Sumber :
INDUKTIF
NILAI RIIL UPAH BURUH TERUS MENURUN
Subhan, Pengamat Perburuhan Universitas
Airlangga yang mengamati upah buruh sejak 1995 mengatakan pada tahun 1990-an,
seluruh upah buruh dalam sebulan dapat membeli sekitar 350 kg beras, tetapi
pada 2013 upah sebesar Rp2,2 juta hanya mampu membeli 200 kg beras.
Selain itu, misalnya untuk emas, satu
kali gaji pada 1990-an bisa setara dengan 15 gram, sedangkan sekarang hanya
sekitar 5 gram saja. Ini dapat dikatakan bahwa dalam 15 tahun, nilai riil upah
minimum turun hampir 50%.
Menurut Subhan, ada dua masalah yang ada
dalam system pengupahan di Indonesia. Pertama, kesalahan ada pada paying hukumnya,
Permenaker 13 tahun 2013 mengenai komponen kehidupan layak hanya dibatasi 60
komponen saja. Kedua, dari sistemnya juga salah. Upah minimumnya diatur untuk
lajang, padahal buruh mayoritas 80% sudah berkeluarga. Jadi, walau upah buruh terus mengalami kenaikan, nilai riil upah
diperkirakan terus mengalami penurunan sehingga buruh termiskinkan secara struktural.
Sumber :