STASIUN TERAKHIR
Pagi
itu aku terkejut ketika terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 05.30
WIB, tersentak teringat janjiku pada salah satu teman dikelasku yang bernama
Selly. Aku dan dia berjanji untuk mengikuti sebuah seminar di salah satu
universitas negeri di Depok. Kami berencana untuk berangkat ke lokasi seminar
bersama-sama dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Bekasi. Menit demi
menit pun berlalu, aku bergegas untuk mandi dan siap-siap untuk berangkat
menuju Stasiun Bekasi. Pagi itu, aku tidak sempat sarapan karena aku
terburu-buru sekali, tetapi tak lupa sesekali aku mengirim pesan singkat kepada
Selly untuk menanyakan dia dimana dan memberitahukan bahwa aku akan terlambat
tiba di stasiun. Namun, tak ada balasan apapun dari Selly. Aku pun berangkat
menuju stasiun menggunakan motor, seorang diri.
Waktu
menunjukkan pukul 06.45, aku tiba di stasiun. Dengan perasaan gelisah aku
mengecek ponselku, namun belum ada balasan juga dari Selly. Sambil menunggu
kabar dari Selly aku memutuskan untuk mengantri dan membeli tiket kereta api
menuju Pondok China. Beberapa menit kemudian ponselku berbunyi dan ada pesan
singkat dari Selly.
“Fia,
maaf Selly kesiangan dan ini baru bangun”, pesan dari Selly.
“Waduuh..
kamu baru bangun?? yaudah aku tunggu ya di stasiun”, aku membalas pesan Selly
dengan rasa terkejut sekali.
Aku
duduk dan mendengarkan musik ketika menunggu Selly. Sesekali aku juga
memperhatikan para penumpang lain yang berebut untuk masuk gerbong kereta
padahal terlihat sekali di dalamnya para penumpang berdesakan. Sekilas aku
melihat teman kampusku, Tian dan teman-temannya masuk gerbong, namun aku tak
menghiraukannya.
Pukul
07.00 aku mencoba untuk mengirim pesan singkat kepada Selly untuk menanyakan
keberadaannya, tetapi tak ada balasan. Pukul 07.05 aku pun melakukan hal yang
sama, dan tak ada balasan juga. Sampai pukul 07.10 tak juga ada kabar dari
Selly, bahkan aku mencoba menelponnya, tetapi tak juga ada jawaban. “Mungkin Selly
sedang dalam perjalanan , sehingga dia tidak bisa membalas pesanku ataupun
menjawab telponku”, ucapku dalam hati.
Salah
satu kereta pun sudah berangkat, aku semakin panik karena Selly belum juga tiba
di stasiun. Pukul 07.20 ponselku berbunyi dan ada pesan singkat dari Selly,
“Fia, sabar yaaa.. ini Selly bentar lagi sampai di stasiun”. Aku pun sedikit
tenang karena sudah mendapat kabar dari Selly. Akhirnya aku memutuskan untuk
naik ke gerbong kereta selanjutnya, dan mengabarkan Selly bahwa dia aku tunggu
di dalam gerbong kereta khusus wanita.
Sampai
pukul 07.30 Selly tak kunjung datang, sedangkan kereta sebentar lagi akan
berangkat. Aku panik, mencoba menelpon selly tetapi tak ada jawaban. Aku fikir,
Selly akan tiba disini sebelum kereta yang aku tumpangi berangkat. Namun,
perkiraanku salah besar. Kereta berangkat dan Selly belum tiba. Beberapa menit
kereta berangkat, Selly menelpon aku dan menanyakan keberadaan aku.
“Fia
dimana?”, tanya Selly.
“Selly,
maaf kereta yang aku tumpangi sudah berangkat”, jawabku.
“Iyaa
Fia tidak apa-apa, Selly baru sampai, jadi Selly naik kereta selanjutnya saja. Nanti
kita bertemu di Stasiun Manggarai ya” ucap Selly.
“Oke
deh Selly”, jawabku.
Tak
terasa kereta yang aku tumpangi tiba di Stasiun Manggarai, stasiun ini
merupakan tempat transit bagi para penumpang kereta yang menuju Bogor. Aku
turun dari kereta, dan jalan ke jalur 5, yaitu jalur dimana kereta yg akan aku
tumpangi selanjutnya berada. Aku pun tak lupa untuk segera mengabari Selly
bahwa aku telah sampai di Stasiun Manggarai. Ternyata Selly masih berada di
dalam kereta.
Dari
kejauhan aku melihat Tian dan teman-temannya yang sedang menunggu kereta juga
untuk menuju Stasiun Universitas Indonesia.
”Tian,
kok masih disini? Bukannya tadi naik kereta yang lebih dulu ya dari gue”, tanya
aku.
“Iya,
tadinya gue nungguin temen karena kita terpisah gerbong. Tapi ternyata dia
sudah naik kereta duluan. Ngeselin banget ya”, jawab Tian.
“Haha..”,
aku tertawa lepas.
“Kok
lo sendirian Fia?”, Tanya Tian.
“Iya,
ini gue lagi nunggu Selly, kita beda kereta. Tapi katanya bentar lagi juga
sampai”, kataku.
Tak
lama kemudian, kereta pun datang. Tian dan teman-teman naik kereta tersebut
dan sempat mereka mengajak aku untuk
naik kereta bersama, namun aku menolaknya. Beberapa menit kemudian, sempat aku
melihat kereta datang dari arah Bekasi tiba dan kereta yang menuju Bogor juga
datang. Aku pun berusaha menghubungi Selly, namun lagi-lagi dia tak bisa dhubungi.
Namun, secara bersamaan Selly juga menelpon aku dan mengatakan bahwa dia sudah
di dalam kereta transit yang menuju Bogor dan menyuruh aku untuk cepat-cepat
masuk ke dalam kereta. Sungguh disayangkan, aku terlambat, pintu kereta sudah
ditutup dan kereta berangkat. Aku pun harus menunggu kereta selanjutnya dengan
sedikit rasa kecewa.
“Fia,
Selly udah di kereta. Kita ketemuan di Stasiun Universitas Indonesia aja ya”,
kata Selly yang diketik melalui pesan singkat untukku.
“Iya
Sel, jangan kemana-mana ya, pokoknya harus tunggu aku disana” jawab aku.
Kereta
selanjutnya yang menuju Bogor pun datang, aku naik kereta tersebut. Di dalam
kereta lumayan sepi, tidak sesesak saat naik kereta menuju Manggarai. Untuk
menghilangkan kejenuhanku karena di kereta sendirian, tak ada teman ngobrol,
aku pun memainkan ponselku.
“Selly
jangan lupa ya tunggu aku di Stasiun Universitas Indonesia”, aku mengirim pesan
singkat pada Selly.
“Oke
sip sip”, balas Selly.
Selang
beberapa lama aku pun tiba di Stasiun Universitas Indonesia. Aku lihat keluar
jendela dari dalam kereta, dan disana terlihat Selly sedang duduk di kursi
menanti aku. Aku pun keluar kereta, menghampiri Selly. Aku dan Selly saling
tatap dan langsung tertawa terbahak-bahak. Kami berdua berkata secara serempak,
“akhirnya kita bertemu juga”.
Selanjutnya,
kami keluar stasiun dan berjalan menuju halte. Di halte, kami bertemu dengan
Tian dan teman-teman, ternyata mereka akan menghadiri seminar yang sama.
Akhirnya, kami naik bis bersama-sama menuju tempat berlangsungnya seminar.