Konsep Deduktif
TARIF TOL NAIK PER 11 OKTOBER 2013
Badan Pengatur jalan Tol Kementrian Pekerjaan Umum
memutuskan menaikkan tarif sejumlah jalan tol. Kenaikan akan berlaku pada 11 Oktober
2013 pada pukul 00.00. Besaran kenaikan ditentukan berdasarkan inflasi daerah
dimana jalan tol itu berada.
Menurut
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementrian Pekerjaan Umum terdapat
13 ruas tol yang mengalami kenaikan. Ruas tol tersebut diantaranya 11 ruas tol
di Jawa dan 2 ruas tol di Luar Jawa. Tarif tol yang naik adalah Jagorawi,
Jakarta-Tangerang, Lingkar Luar Jakarta, dan Padalarang-Cileunyi. Selain itu,
Tol Semarang Seksi A, B, dan C. tariff tol juga naik di Surabaya-Gempol,
Palimanan-Kanci, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Belawan-Medan-Tanjung Morawa,
Serpong-Pondok Aren, Tangerang-Merak, Ujung Pandang Tahap I dan II, dan Pondok
Aren-Ulujami.
Namun, kenaikan tarif tol belum
diberlakukan di Tol Dalam Kota Jakarta. Alasannya, Tol Dalam Kota Jakarta belum
memenuhi standar pelayanan minimum (SPM) penyelenggaraan jalan tol. Penerangan
jalan tol dalam kota dianggap masih kurang, terutama untuk ruas
Semanggi-Cawang. Penerangan diruas ini menggunakan lampu 80 watt, dimana
seharusnya penerangan yang digunakan sekitar 120 watt.
Sumber : Kompas, Sabtu, 5 Oktober 2013
Konsep induktif
PERTUMBUHAN EKONOMI RI
DIREVISI
Bank Dunia merevisi proyeksi
pertumbuhan Indonesia pada tahun 2013 dari 5,9 persen menjadi 5,6 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 juga direvisi dari 6,2 persen
menjadi 5,3 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang melambat.
Pelemahan neraca eksternal (posisi
transaksi berjalan) mendorong penyesuaian (revisi) pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Walaupun menurunkan target,
Bank Dunia menilai, pertumbuhan Indonesia masih relatif kokoh. Sejumlah
indikator perekonomian, seperti kondisi moneter, akan lebih ketat. Kredit
perbankan masih tumbuh meski melambat. Oleh karena itu, Indonesia masih menjadi
tujuan yang bagus untuk investasi.
Ndiane Diop, ekonom utama dan
penasihat ekonomi Bank Dunia menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2014 akan
mengalami penurunan investasi, penurunan pertumbuhan kredit, dan nilai tukar
rupiah melemah. Namun, Gubernur BI menanggapi proyeksi Bank Dunia dan
menegaskan bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2014 akan lebih baik karena
komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia akan meningkat. Hal ini
menjadikan Bank Dunia melihat Indonesia masih menarik.
Sumber
: Kompas, Sabtu, 5 Oktober 2013